Senin, 27 Januari 2014

Jepang Menjajah Sepak Bola Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Kompetisi Liga Jepang atau J-League sedang memperluas pasarnya di Indonesia. Hal itu terlihat dari keputusan salah satu klub asal Jepang, Ventforet Kofu, merekrut Irfan Bachdim. 

Bachdim bergabung dengan Ventforet setelah mantan pemain Persema Malang tersebut lolostrial pada Desember 2013. Bachdim mengikuti trialatas undangan Ventforet dan Prefektur (Provinsi) Yamanashi. 

Dengan bergabungnya Irfan, J-League berharap lebih banyak mendapatkan eksposur di Indonesia dan meningkatnya wisatawan Indonesia ke Jepang. 

Selain Ventforet, Gamba Osaka sebagai juara J-League Divisi 2 pada musim 2012-2013, juga sedang mencari tiga pemain berbakat asal Indonesia di bawah umur 17 tahun melalui seleksi yang digelar di Lapangan Pertamina Soccer School sejak 11 Januari hingga 26 Februari 2014.  

Seleksi ini langsung dipantau Direktur Divisi Kompetisi dan Manajemen Pemasaran J-League, Daisuke Nakanishi. Kompas.com berkesempatan mewawancarai Daisuke mengenai kerjasama antara Jepang dan Indonesia.  

Anda akan menandatangani kerja sama dengan PSSI. Seberapa besar manfaatnya kerja sama ini bagi kedua negara? 

Kami memikirkan manfaat jangka panjang. Selama ini, negara-negara di Asia cenderung berkiblat kepada sepak bola Eropa. Negara-negara Asia tingkat ekonominya sedang berkembang dan pasar potensial. Dengan perjanjian ini, diharapkan kiblat sepak bola ke Asia, khususnya Jepang.Apa yang diharapkan dari kerja sama ini dalam 10 tahun ke depan selain sisi komersial?  

Dengan berkembangnya hubungan Indonesia dan Jepang, diharapkan memberikan efek positif. Jika kita berbicara Asia Champions League, yang biasa juara berasal dari tim Jepang, Korea, dan timur tengah. Harus diakui perkembangan di ASEAN masih lambat. Jadi, hubungan ini penting.  Sepak bola Asia bisa berkembang lebih baik lagi. Itulah poin yang kami harapkan.

Ventforet merekrut salah satu pemain tim nasional Idonesia, Irfan Bachdim. Padahal kualitas kompetisi sepak bola Indonesia di bawah Jepang. Keuntungan yang diharapkan memiliki pemain Indonesia di J-League? 

Iya. Sekalipun seperti itu, kalau ada pemain Indonesia berlatih dari kecil di Jepang, bakal muncul pemain Indonesia yang hebat. Jadi, kita perlu pembinaan jangka panjang. Bukan cuma 2-3 tahun saja. Sebelum ada J-League, Jepang sering dikatakan memiliki pemain dengan fisik lemah jika dibandingkan pemain Eropa. Sekarang, kita lihat Keisuke Honda (AC Milan) dan Yuto Nagatomo (Inter Milan), pemain yang bukan memiliki fisik lemah. Pemain Indonesia melalui pembinaan jangka panjang pastinya akan menciptakan pemain yang handal.


Apakah J-League akan mendorong klub-klub lain melakukan hal yang sama seperti dilakukan Gamba Osaka?  

Dengan adanya kegiatan seperti ini, klub-klub lain akan mengikuti. Mungkin ada klub lain yang sudah melakukan hal sama atau kerja sama dengan Indonesia dengan cara lain. Tergantung klub-klub lain. Namun, apa yang dilakukan Gamba, jadi titik awal pengembangan pasar.

0 komentar:

Posting Komentar

No Rasis No Anarki