Sejara K-Conk Mania
16.22
K-Conk Manbes (Mano'an Bersatu)
Sejarah Pembentukan K-Conk Mania
Catatan ulang tahun K-Conk Mania ke-3 (17 Juni 2009 – 17 Juni 2013)
Ingat Conk, Tekad Satukan Suporter Indonesia Belum Terwujud
Oleh
Ahmad Mustain Saleh
Wartawan Radar Madura
Saksi Sejarah Pembentukan K-Conk Mania
MALAM itu, suasana sunyi jalanan kota Bangkalan pecah dengan bunyi
terompet dan raungan knalpot motor. Ratusan pemuda dengan mengenakan
kaos loreng bergerombol melakukan pawai keliling kota. Mereka hendak
menuju sebuah rumah makan di Jalan Soekarno-Hatta. Saya pun ikut
bergabung guna merasakan merindingnya fanatisme orang Bangkalan saat itu
pada tim kebanggaannya, Perseba.
Jam menunjukan pukul 20.00, alunan
musik dangdut menyambut para suporter yang datang. Di sana, sang
deklarator sudah tak sabar menunggu kehadiran para pecinta sepakbola
Bangkalan. Poster dan banner ukuran besar juga menghiasi lokasi rumah
makan. Malam itu adalah Rabu, tanggal 17 Juni 2009, momentum deklarasi
resmi barisan suporter Perseba Bangkalan.
Berjejer di barisan depan,
Ketua Pengkab PSSI Bangkalan saat itu, Imron Abdul Fattah, manajer
Perseba RAM Halili, Kajari Bangkalan Muslihkuddin, dan dua wartawan
Radar Madura sebagai penyelenggara acara yakni Edi Kurniadi (saat masih
bergabung Radar Madura) dan saya sendiri. Setelah melalui pembahasan dan
perbincangan panjang, para deklarator itu sepakat membentuk wadah resmi
suporter fanatik Perseba.
Malam itu, sepakat nama barisan suporter
Perseba KacongMania, seiring waktu berjalan akhirnya berganti kosakata
menjadi K-Conk Mania. ”Inilah yang harus disambut dengan penuh
keseriusan. Tanpa suporter, sebuah tim sepak bola tak ada artinya,” ujar
rekan saya, Edi Kurniadi malam itu.
Jelang deklarasi yang penuh
makna dan kemeriahan, urun rembug antar pecinta sepakbola di Bangkalan
juga digelar. Beberapa catatan malam itu disepakati bersama untuk
menjadi acuhan perbaikan ke depan. Satu catatan penting yang digaris
bawahi saat itu, K-Conk Mania akan menjadi barisan suporter yang anti
rasis, no anarkis. Hal itu guna mewujudkan cita-cita besar mereka,
menjadi pemersatu seluruh barisan suporter di Indonesia.
Acara
deklarasi diisi dengan pengucapan ikrar bersama. Diharapkan kecintaan
akan sepakbola di Bangkalan terus mengakar di setiap dada mereka.
Muslikhuddin yang saat itu menjabat Kajari Bangkalan memimpin pembacaan
ikrar. Suasana menjadi sangat khusyuk, bulu kuduk terasa berdiri
mendengarkan janji K-Conk Mania menjadi barisan pendukung Perseba dan
menjadi pemersatu suporter Indonesia.
Tiga tahun sudah deklarasi di
malam Kamis itu berlalu. Dalam perjalanannya, K-Conk Mania terus tumbuh.
Kecintaan mereka pada sepak bola makin menggila seiring prestasi hebat
tim kebanggaannya, Laskar Suramadu (the Lassumd) –julukan Perseba.
Kecintaan mereka dibuktikan dengan selalu ramainya stadion dengan kostum
loreng merah putih saat Perseba berlaga di kandang. Bukti lain yakni
selalu suksesnya program Ngongghai. Harian Pagi Radar Madura yang selalu
mengawal dan menjadi orang tua K-Conk Mania memunculkan ide Ngongghai
ketika Perseba lolos semifinal Kompetisi Divisi III tahun 2009.
Puluhan K-Conk Mania saat itu dikoordinir Radar Madura melakoni
perjalanan panjang selama enam hari lima malam. Jarak panjang Madura –
Jakarta tidak terasa seiring kecintaan mereka pada Perseba. Kehadiran
mereka saat itu menggemparkan Jakarta. K-Conk benar-benar Ngongghai
Ibukota. Mereka tampil atraktif setiap Perseba berlaga. Orang PSSI pun
dibuat geleng-geleng kepala. Tim amatir sekelas Divisi III, sudah mampu
menghadirkan suporter setia ke Jakarta.
K-Conk terus tumbuh dan
tumbuh. Kini mereka tidak hanya menjadi bagian dari Perseba. Saudara tua
mereka Persepam Pamekasan yang lebih dulu berkompetisi di level
profesional juga didukungnya. Nama K-Conk juga dianggap saudara oleh
teman-teman Bonek Mania-julukan suporter Persebaya Surabaya. Hal itu
semua bisa terjadi karena janji awal mereka menjadi pemersatu suporter
Indonesia.
RAM Halili, salahsatu deklarator mengakui deklarasi Rabu
malam empat tahun lalu menjadi tonggak awal perjalanan K-Conk Mania.
Kini dengan umur menginjak empat tahun, Halili berharap K-Conk terus
tumbuh besar. ”Saatnya K-Conk tidak hanya mendukung Perseba. Namun
K-Conk ada untuk Madura dan Indonesia. Segera hapus fiksi yang ada, agar
suporter makin cinta pada Perseba,” pintanya.
Pesan lain
disampaikan Kanjeng Yunus, koordinator Forum Korwil K-Conk Mania. Yunus
berharap momentum ulang tahun K-Conk ke-4 membuat mereka makin dewasa.
”Kita sudah makin dewasa, mari tempatkan K-Conk pada jalur sebenarnya.
K-Conk adalah barisan suporter sepak bola yakni Perseba. Jangan giring
K-Conk ke ranah selain sepak bola, sebab itu melanggar ikrar kita pada
17 Juni 2009 silam,” pesannya.
K-Conk di usia ke-4 juga diharapkan
makin eksis dan mandiri agar terus digandrungi semua kalangan. Harapan
itu disampaikan Jimhur Saros, presiden K-Conk Mabes. Dia berharap K-Conk
tidak hanya menjadi milik orang Bangkalan, namun juga menjadi pemersatu
masyarakat Madura. ”K-Conk juga harus menjadi pelopor barisan suporter
anti rasis dan anarkis. Melalui K-Conk mari kita ubah image negatif
kebrutalan yang melekat pada suporter di Indonesia,” harapnya.
Happy
Birthday K-Conk yang ke-4, ingat kawan jangan pernah ada rasis dan
anarkis. Itu janji kalian pada Tuhan saat deklarasi 17 Juni 2009 silam.
Saudara K-Conk tidak hanya taretanmania dan bonek mania. Mari kita
wujudkan harapan bersama menyatukan suporter Indonesia. Salam damai
settong dhara dari Madura untuk Indonesia, Mateh Odhi Adukung Perseba
Super. (*)
Save perseba super
Logo K-Conk Mania Yang Asli
0 komentar:
Posting Komentar
No Rasis No Anarki